Translate

Rabu, 24 Juni 2009

MAKNA CINTA SESUNGGUHNYA

Suami saya adalah seorang insinyur, saya mencintai
sifatnya yang alami dan saya menyukai perasaan hangat
yang muncul di hati saya ketika saya bersandar di
bahunya yang bidang.

Tiga tahun dalam masa perkenalan, dan dua tahun dalam
masa pernikahan, saya harus akui, bahwa saya mulai
merasa lelah, alasan-2 saya mencintainya dulu telah
berubah menjadi sesuatu yang menjemukan.

Saya seorang wanita yang sentimentil dan benar-2
sensitif serta berperasaan halus. Saya merindukan
saat-saat romantis seperti seorang anak yang
menginginkan permen. Tetapisemua itu tidak pernah
saya dapatkan. Suami saya jauh berbeda dari yang saya
harapkan. Rasa sensitif-nya kurang. Dan
ketidakmampuannya dalam menciptakan suasana yang
romantis dalam pernikahan kami telah mementahkan semua
harapan saya akan cinta yang ideal.

Suatu hari, saya beranikan diri untuk mengatakan
keputusan saya kepadanya, bahwa saya menginginkan
perceraian."Mengapa?", dia bertanya dengan terkejut.
"Saya lelah, kamu tidak pernah bisa memberikan cinta
yang saya inginkan" Dia terdiam dan termenung
sepanjang malam di depan komputernya, tampak
seolah-olah sedang mengerjakan sesuatu, padahal tidak.

Kekecewaan saya semakin bertambah, seorang pria yang
bahkan tidak dapat mengekspresikan perasaannya,
apalagi yang bisa saya harapkan darinya? Dan akhirnya
dia bertanya, "Apa yang dapat saya lakukan untuk
merubah pikiranmu?". Saya menatap matanya dalam-dalam
dan menjawab dengan pelan, "Saya punya pertanyaan,
jika kau dapat menemukan jawabannya di dalam hati
saya, saya akan merubah pikiran saya: Seandainya, saya
menyukai setangkai bunga indah yang ada di tebing
gunung dan kita berdua tahu jika kamu memanjat gunung
itu, kamu akan mati. Apakah kamu akan melakukannya
untuk saya?Dia termenung dan akhirnya berkata, "Saya akan
memberikan jawabannya besok." Hati saya langsung
gundah mendengar responnya.

Keesokan paginya, dia tidak ada dirumah, dan saya
menemukan selembar kertas dengan oret-2an tangannya
dibawah sebuah gelas yang berisi susu hangat yang
bertuliskan....

"Sayang, saya tidak akan mengambil bunga itu untukmu,
tetapi ijinkan saya untuk menjelaskan alasannya."
Kalimat pertama ini menghancurkan hati saya. Saya
melanjutkan untuk
membacanya. "Kamu bisa mengetik di komputer dan selalu
mengacaukan program di PC-nya dan akhirnya menangis di
depan monitor, saya harus memberikan jari-2 saya
supaya bisa membantumu dan memperbaiki programnya."

"Kamu selalu lupa membawa kunci rumah ketika kamu
keluar rumah, dan saya harus memberikan kaki saya
supaya bisa mendobrak pintu, dan membukakan pintu
untukmu ketika pulang.".

"Kamu suka jalan-2 ke luar kota tetapi selalu nyasar
di tempat-tempat baru yang kamu kunjungi, saya harus
menunggu di rumah agar bisa memberikan mata saya
untuk mengarahkanmu."

"Kamu selalu pegal-2 pada waktu 'teman baikmu' datang
setiap bulannya, dan saya harus memberikan tangan saya
untuk memijat kakimu yang pegal."

"Kamu senang diam di rumah, dan saya selalu kuatir
kamu akan menjadi 'aneh'. Dan harus membelikan sesuatu
yang dapat menghiburmu di rumah atau meminjamkan
lidahku untuk menceritakan hal-hal lucu yang aku
alami."

"Kamu selalu menatap komputermu, membaca buku dan itu
tidak baik untuk kesehatan matamu, saya harus menjaga
mata saya agar ketika kita tua nanti, saya masih dapat
menolong mengguntingkan kukumu dan mencabuti ubanmu."

"Tanganku akan memegang tanganmu, membimbingmu
menelusuri pantai, menikmati matahari pagi dan pasir
yang indah. Menceritakan warna-2 bunga yang Bersinar
dan indah seperti cantiknya wajahmu".

"Tetapi sayangku, saya tidak akan mengambil bunga itu
untuk mati. Karena, saya tidak sanggup melihat air
matamu mengalir menangisi kematianku."

"Sayangku, saya tahu, ada banyak orang yang bisa
mencintaimu lebih dari saya mencintaimu."
"Untuk itu sayang, jika semua yang telah diberikan
tanganku, kakiku, mataku, tidak cukup bagimu.Aku tidak
bisa menahan dirimu mencari tangan, kaki, dan mata
lain yang dapat membahagiakanmu."

Air mata saya jatuh ke atas tulisannya dan membuat
tintanya menjadi kabur, tetapi saya tetap berusaha
untuk membacanya. "Dan sekarang, sayangku, kamu telah
selasai membaca jawaban saya. Jika kamu puas dengan
semua jawaban ini,dan tetap menginginkanku untuk
tinggal di rumah ini, tolong bukakan pintu rumah kita,
saya sekarang sedang berdiri disana menunggu
jawabanmu."

"Jika kamu tidak puas, sayangku, biarkan aku masuk
untuk membereskan
barang-barangku, dan aku tidak akan mempersulit
hidupmu. Percayalah,
bahagiaku bila kau bahagia.".

Saya segera berlari membuka pintu dan melihatnya
berdiri di depan pintu
dengan wajah penasaran sambil tangannya memegang susu
dan roti kesukaanku.

Oh, kini saya tahu, tidak ada orang yang pernah
mencintai saya lebih dari
dia mencintaiku.

Itulah cinta, di saat kita merasa cinta itu telah
berangsur-angsur hilang
dari hati kita karena kita merasa dia tidak dapat
memberikan cinta dalam
wujud yang kita inginkan, maka cinta itu sesungguhnya
telah hadir dalam
wujud lain yang tidak pernah kita bayangkan
sebelumnya.

Seringkali yang kita butuhkan adalah memahami wujud
cinta dari pasangan kita, dan bukan mengharapkan wujud
tertentu.

Karena cinta tidak selalu harus berwujud "bunga".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar